MAKALAH
Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia
“PELAFALAN
VOKAL”
Disusun
guna memenuhi tugas Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia
DOSEN PENGAMPU: MEI FITA, M.Pd
DISUSUN OLEH:
1.
FADKHUL HADI
(11120104)
2.
RENO WIDAYATI (11120112)
3.
TRI RESTU HANDAYANI (11120114)
4.
SISKA RIANA ARUMNINGTYAS (11120119)
5.
ICHA WAHYU PRABAWATI (11120132)
6.
PUJI HIDAYATI (11120140)
7.
NOVITA DYAH PRATIWI (11120144)
8.
M. KHAIRIL ANWAR (11120145)
kelas : 1 C
Fakultas Ilmu
Pendidikan
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
IKIP PGRI
Semarang
Tahun Pelajaran
2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kita
harus bisa membedakan mana huruf vokal dan mana huruf konsonan. Tidak hanya
bisa membedakan, namun harus bisa mengerti dan bisa mengucapkan pelafalan vokal
tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
A.
Apakah pengertian dan klasifikasi vokal?
B.
Bagaimana bunyi vokal itu?
C.
Bagaimana cara pelafalan vokal?
1.3
Tujuan
- Mengetahui
pengertian dan klasifikasi vokal
- Mengetahui
bunyi vokal
- Mengetahui
cara pelafalan vokal
BAB II
PEMBAHASAN
PELAFALAN VOKAL
- PENGERTIAN DAN
KLASIFIKASI VOKAL
Vokal
adalah bunyibunyi jenis bunyi bahasa yang ketika dihasilkan atau diproduksi,
setelah arus ujar keluar dari glotis tidak mempunyai hambatan dari alat ucap,
melainkan hanya diganggu oleh posisi lidah, baik vertikal maupun horisontal,
dan bentuk mulut. Vokal merupakan bunyi bahasa yang arus udaranya tidak
mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
tinggi-rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk bibir
pada pembentukan vokal itu.
Bunyi
vokal biasanya juga diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut.
Posisi lidah bisa bersifat vertikal dan juga bisa bersifat horisontal. Secara
vertikal dibedakan adanya vokal tinggi
misalnya, bunyi /i/ dan /u/; vokal tengah,
misalnya, bunyi /e/ dan /∂/; dan vokal
rendah, misalnya, bunyi /a/. Secara horisontal dibedakan adanya vokal
depan, misalnya, bunyi /i/ dan /e/; vokal
pusat, misalnya, bunyi /∂/; dan vokal
belakang, misalnya, bunyi /u/ dan /o/.
Menurut
bentuk mulut dibedakan adanya vokal
bundar dan vokal tak bundar.
Disebut vokal bundar karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal
itu, misalnya, vokal /o/ dan vokal /u/. Disebut vokal tak bundar karena bentuk
mulut tidak membundar, melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vokal
tersebut, misalnya, vokal /i/ dan vokal /e/.
Berdasarkan
posisi lidah dan bentuk mulut kita dapat membuat bagan atau peta vokal sebagai
berikut:
POSISI
LIDAH
|
DEPAN
|
TENGAH
|
BELAKANG
|
STRUKTUR
|
|
TBD
|
TBD
|
BD
|
N
|
||
atas
TINGGI
bawah
|
i
I
|
u
U
|
Tertutup
Semi tertutup
|
||
atas
SEDANG
bawah
|
e
ε
|
∂
|
o
ↄ
|
Semi terbuka
|
|
RENDAH
|
a
|
α
|
Terbuka
|
Keterangan :
TBD
= tidak bundar
BD
= bundar
N
= netral
Berdasarkan
bagan tersebut bunyi-bunyi vokal dapat diklasifikasikan menurut :
1.
Tinggi rendahnya posisi lidah
a.
Vokal tinggi atas, seperti bunyi /i/ dan
/u/
b.
Vokal tinggi bawah, seperti bunyi /I/
dan /U/
c.
Vokal sedang atas, seperti bunyi, /e/
dan /o/
d.
Vokal sedang bawah, seperti bunyi /ε/
dan /ↄ/
e.
Vokal sedang tengah, seperti bunyi /∂/
f.
Vokal rendah, seperti bunyi /a/
2.
Maju mundurnya lidah
a.
Vokal depan, seperti bunyi /i/, /e/, dan
/a/
b.
Vokal tengah, seperti bunyi /∂/
c.
Vokal belakang, seperti bunyi /u/ dan
/o/
3.
Striktur
Striktur
pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah dengan langit-langit keras
(palatum). Berdasarkan strikturnya vokal dibedakan menjadi:
a.
Vokal tertutup, yang terjadi apabila
lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Seperti bunyi /i/ dan
bunyi /u/.
b.
Vokal semi tertutup, yang terjadi
apabila lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga dibawah vokal tertutup.
Seperti bunyi /e/, bunyi /∂/, dan bunyi /o/.
c.
Vokal semi terbuka, yang terjadi apabila
lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga diatas vokal yang paling rendah.
Seperti bunyi /ε/, dan bunyi /ↄ/.
d.
Vokal terbuka, yang terjadi apabila
lidah berada dalam posisi serendah mungkin. Seperti bunyi /a/.
4.
Bentuk mulut
a.
Vokal bundar, vokal yang diucapkan
dengan bentuk mulut membundar. Dalam hal ini ada yang bundar terbuka seperti
bunyi /ↄ/, dan yang bundar tertutup seperti bunyi /o/ dan bunyi /u/.
b.
Vokal tak bundar, vokal yang diucapkan
dengan bentuk mulut tidak membundar, melainkan terbentang melebar, seperti
bunyi /i/, bunyi /e/, dan bunyi /ε/.
c.
Vokal netral, vokal yang diucapkan
dengan bentuk mulut tidak bundar dan tidak melebar, seperti bunyi /a/.
- BUNYI VOKAL
Dalam
mengucapkan vokal terjadilah aluran sempit antara pita suara dan tidak ada
halangan lain ditempat lain pada waktu yang sama. Oleh karena itu, tempat
diantara pita suara tidak lazim disebut
“ artikulasi “. Dan tidan ada tempat artikulasi lain dalam hal vokal dapat
dikatakan tidak ada tempat artikulasi sama sekali.
Alur
sempit antara pita suara menyebabkan
pita bergetar dan getaran yang menyebabkan udara yang keluar menyebabkan pita
itu bergetar, maka vokal merupakan bunyi
bersuara antara bahasa-bahasa di dunia jarang dijumpai vokal yang tidak
bersuara atau disebut vokoide (vocoid).
Pengucapan terjadi dengan cara dibandingkan dengan pengucapan vokal bila
penutur membisik.
- CARA PELAFALAN
VOKAL
Pelafalan
vokal berhubungan dengan alat ucap yang dimiliki manusia yang menghasilkan
bunyi yaitu, lidah,uvula,dan rahang bawah termasuk gigi bawah dan bibir bawah
yang disebut artikulator aktif. Sedangkan bibir atas, gigi atas dan alveolum
disebut artikulator pasif.
Berikut
cara pelafalan vokal :
Nomor
|
Vokal
|
Cara
pelafalan
|
Contoh
|
1
|
a
|
Menarik
lidah ke belakang dan ke bawah, disertai dengan menghembuskan udara ke luar;
sedangkan mulut dibuka lebar-lebar membundar
|
Aku
|
2
|
i
|
Menganjurkan
lidah ke depan dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar,
sedangkan mulut dilebarkan dan tidak membundar
|
Ibu
|
3
|
u
|
Menarik
lidah ke belakang dan ke atas, disertai dengan menghembuskan udara ke luar,
sedangkan bentuk mulut dibundarkan.
|
Udara
|
4
|
ѐ
|
Menganjurkan
lidah ke depan dan ke tengah dan disertai dengan menghembuskan udara keluar,
sedangkan bentuk mulut dilebarkan
|
Enak
Entah
|
5
|
o
|
Menarik
lidah jauh ke belakang dan ke tengah, disertai dengan menghembuskan udara ke
luar, sedangkan bentuk mulut dibundarkan
|
Orang
|
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Merujuk pada bahasan makalah
diatas , dalam pelafalan vokal kita harus sesuai dengan aturan serta artikulasi
dalam pengucapan. Karena sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa negara kita harus menjaga bahkan dalam
pelafalannya. Agar bahas Indonesia tetap pada bahasa yang benar sehingga tidak
terpengaruhi oleh pelafalan-pelafalan bahasa asing.
2. Saran
1.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami.
2.
Mulai sekarang berlatihlah mengucapkan kalimat yang
benar.
3.
Jadikan makalah ini sebagai sarana yang
dapat mendorong mahasiswa ataupun mahasiswi untuk berfikir secara aktif dan
kreatif.
DAFTAR
PUSTAKA
- Chaer
Abdul. 2007. Linguistik Umum.Jakarta:
Rineka Cipta
- Foto
Copy Materi dari Dosen
- Verhaar.
J.W.M.1988.Pengantar Linguistik.Yogyakarta:Gajah
Mada University press
- Chaer
Abdul.1998.Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia.Jakarta:Rineka Cipta
- Chaer
Abdul.2009.Fonologi Bahasa
Indonesia.Jakarta:Rineka Cipta